Pages

Sinampura yening kawentenan iwang, ngiring tureksan lan melajah sareng-sareng

Monday 26 November 2012

Jenis Pisang (Biu)

Biu/pisang merupakan tumbuhan yang dibudidayakan secara luas di Bali, baik sebagai tanaman pekarangan maupun sebagai tanaman tegalan. Hal ini tidak mengherankan mengingat pusat keanekaragaman biu terbesar terletak di kawasan Malesia (Asia Tenggara, Papua dan Australia tropika). Pusat keragaman minor juga terdapat di Afrika tropis. Kini Asia Selatan dan Tenggara ditetapkan sebagai kawasan asal biu dan Papua
Nugini diduga sebagai tempat di mana pisang dibudidayakan pertama kali. Dalam bahasa Inggris dikenal istilah "banana" untuk menyebut biu (pisang) yang buahnya lunak dan manis sehingga umumnya dikonsumsi sebagai buah meja dan "plantain" untuk menyebut biu (pisang) yang buahnya keras dan bertepung sehingga dikonsumsi setelah terlebih dahulu diolah. Di sini istilah biu (pisang) digunakan untuk mencakup kedua kategori ini.


Sebelum dapat membedakan berbagai jenis biu (pisang), terlebih dahulu perlu disampaikan bahwa taksonomi tumbuhan ini lebih rumit daripada taksonomi tumbuhan lain pada umumnya. Nama ilmiah Musa paradisiaca dan Musa sapientum yang diberikan oleh Carolus Linnaeus untuk kategori pisang meja dan pisang olahan kini sudah tidak berlaku. Ernest Cheesman, seorang pakar botani Afrika Selatan, pertama kali menemukan bahwa Musa paradisiaca dan Musa sapientum yang dideskripsikan oleh Linnaeus sebenarnya adalah kultivar hasil silangan alami antara Musa acuminata and Musa balbisiana yang pertama kali dideskripsikan oleh Luigi Aloysius Colla, seorang pakar botani Italia. Pada tahun 1955, Norman Simmonds dan Ken Shepherd mengusulkan sistem tatanaman berbasis genom sebagai alternatif terhadap tatanama binomial pisang hibrida alami ini. Dalam sistem ini genom M. acuminata diberi lambang A dan genom M. balbisiana diberi lambang B. Bergantung pada ploidinya, pisang hibrida alami antara kedua spesies pisang tersebut kemudian diberi nama genus Musa diikuti dengan genom pisang induknya. Misalnya, nama genom pisang mas adalah Musa AA 'Mas', sedangkan nama genom pisang raja sereh adalah Musa AAB 'Raja Sereh'. Namun nama genom ini hanya berlaku bagi jenis-jenis pisang keturunan hibrida alami M. acuminata dan M. balbisiana. Di Indonesia, M. acuminata tumbuh liar di kawasan hutan sekunder, sedangkan M. balbisiana belum pernah dilaporkan tumbuh liar melainkan dibudidayakan. Selain kedua spesies pisang ini tentu masih terdapat banyak spesies pisang lain, masing-masing dengan nama binomial tersendiri (tapi bukan Musa paradisiaca)

Genus Musa secara historis dipilahkan menjadi enam seksi: Australimusa, Callimusa, Ingentimusa, Eumusa (Musa) 1, Eumusa (Musa) 2, dan Rhodochlamys, tetapi kemudian keenam seksi ini direduksi menjadi hanya tiga seksi dengan menggabungkan Australimusa dan Callimusa serta Eumusa 1, Eumusa 2, dan Rhodochlamys masing-masing menjadi satu seksi. Pemilahan genus Musa menjadi seksi sebenarnya tidak terlalu penting secara taksonomis, tetapi menurut David Constantine, penting untuk membedakan berbagai spesies pisang secara genetik. Dalam pemilahan genus Musa menjadi 6 seksi ini, Musa acuminata masuk dalam seksi Eumusa 1, selain spesies M. acuminata,.M. banksii, M. basjoo, M. flaviflora, M. griersonii, M. itinerans, M. ochraceq, M. schizocarpa, M. thomsonii, dan M> tonkinensis, sedangkan Musa balbisiana masuk ke dalam seksi Eumusa 2, selain spesies M. cheesmanii, M. nagensium, dan M. sikkimensis. Deskripsi berbagai spesies pisang dapat diakses dari situs David Constantine, sedangkan nama berbagai kultivar pisang dalam berbagai bahasa dapat diperoleh dari situ Michel H. Porcher.

Pisang merupakan tumbuhan herba terbesar dengan batang yang terletak dalam tanah (disebut corm), sedangkan yang bisa disebut "batang" sebenarnya adalah batang palsu (pseudostem). Batang dalam  tanah dapat bercabang menghasilkan anakan sehingga di permukaan tanah pisang tumbuh merumpun. Batang palsu terdiri atas upih daun yang tersusun secara berlapis yanw bagian ujungnya menjadi daun yang tersusun secara spiral. Daun terdiri atas pelepah dan helai daun yang panjang dan lebar dengan tulang daun utama di bagian tengah helai. Pada akhir pertumbuhan vegetatif, batang pisang akan menghasilkan pertumbuhan memanjang untuk membentuk rangkaian bunga. Rangkaian bunga pisang terdiri atas beberapa baris bunga yang masing-masing ditutupi dengan seludang (bract) yang ketika belum membuka membentuk jantung pisang. Setelah bunga membuka, rangkain bunga betina terbentuk di bagian pangkal, sedangkan rangkain bunga jantan di bagian ujung. Ovarium bunga bersifat inferior yang berarti bahwa bagian-bagian bunga terletak pada bagian ujungnya. Bunga betina berkembang masing-masing menjadi satu individu buah (finger). Seluruh individu buah yang berkembang dari barisan bunga dalam satu seludang disebut sisir (tier), sedangkan seluruh individu buah yang berkembang dari satu rangkaian bunga tisebut tandan (bunch). Bauh pisang secara individu tergolong sebagai buah berry (leathery berry) yang terdiri atas kulit buah (peel atau skin) dan daging buah yang terbagi menjadi tiga juring. Pisang budidaya tidak berbiji, sedangkan pisang liar (misalnya M. acuminata dan M. balbisiana) berbiji. Setelah berbuah, batang semu pisang akan mati dan digantikan oleh anakan yang tumbuh dari batang dalam tanah.

Berbagai jenis pisang yang terdapat di Bali dan digunakan dalam upacara agama Hindu terdiri atas pisang Musa acuminata dan Musa balbisiana dan turunan persilangannya:
  • Biu alas: Musa accuminata Colla. (sinonim: Musa cavendishii Lamb., Musa chinensis Sweet, nom. nud., Musa corniculata Kurz, Musa nana Lour., Musa × sapientum var. suaveolens (Blanco) Malag., Musa rumphiana Kurz. Musa simiarum Kurz, Musa sinensis Sagot ex Baker). Herba menahun dengan batang palsu yang tersusun atas uoih daun yang tersusun rapat. Tandan bunga tumbuh agak mendatar, terdiri atas bunga betina di bagian pangkal dan bunga jantan di bagian ujung tandan, bunga tunggal berderet seperti sisir ditutupi oleh seludang, berwarna putih sampai putih keuning-kuningan, mengarah ke samping sampai agak ke atas. Buah merupakan buah berry, ukuran bergantung pada jumlah biji yang terdapat di dalamnya, jumlah biji berkisar 15-62, satu tandan terdiri atas 161 ± 60 sisir. Biji berbentuk bulat pipih bersudut, berukuran 5-6 mm, biji keras. Dibedakan sub-spesies: Musa acu}inata subsp. acuminata, Musa acuminata subsp. burmanica N.W.Simmonds, Musa acuminata subsp. errans (Blanco) R.V. Valmayor, Musa acuminata subsp. halabanensis (Meijer) M. Hotta, Musa acuminata subsp. malaccensis (Ridl.) N.W.Simmonds, Musa acuminata subsp. microcarpa (Becc.) N.W.Simmonds, Musa acuminata var. sumatrana (Becc.) Nasution, Musa acuminata var. tomentosa (Warb. ex K.Schum.) Nasution, Musa acuminata subsp. truncata (Ridl.) Kiew.
  • Biu batu: Musa balbisiana Colla (sinonim: Musa brachycarpa Backer, Musa balbisiana var. brachycarpa (Backer) Häkkinen, Musa balbisiana var. liukiuensis (Matsum.) Häkkinen). Tumbuhan menahun dengan batang besar yang tersusun atas upih daun yang tersusun rapat, tumbuh tegak, tinggi 1,5-6 m, diameter batang pada bagian dasar sampai 30 cm. Daun berukuran panjang 1-2 m dan lebar 60 cm. Tandan mendatar atau menggantung. Buah berukuran panjang 10-25 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning atau coklat setelah matang, berbentuk silindris atau bersudut, berbiji sedikit sampai banyak. 
  • Biu buah: Musa ??? '...'. Buah muda berwarna hijau mengkilat, sisirnya agak rapat, buah kecil pendek, berasa hambar.
  • Biu buluh: Musa AAA 'Pisang Ambon Hijau'. Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang dan lebih tebal daripada kulit buah pisang ambon kuning. Daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan rasanya lebih manis. Dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan berat 15-18 kg. Musa AAA 'Pisang Ambun Kuning'. Ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lainnya dengan kulit buah tidak terlalu tebal dengan warna kuning muda. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Rasa daging buah pulen, manis, dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (satu sisir berisi 15-20 buah) dengan berat per tandan 18-20 kg. Musa AAA 'Pisang Ambon Putih'. Ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon hijau. Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-putihan. Daging buah berwarna puith kekuningan dengan rasa agak asam, dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir dengan berat 15-25 kg.
  • Biu bunga: Musa AA '...'. Buah berukuran kecil, tersusun rapat, berwarna hijau mengkilat kerika muda dan kuning setelah matang, berasa kurang manis. Sejak bunga mekar sampai buah siap panen hanya membutuhkan waktu satu bulan (sasih) sehingga disebut pisang sasih.
  • Biu gading: Musa AA '...'. Berperawakan agak kecil, buah muda maupun matang sama, yaitu kuning muda, berasa hambar, ditanam sebagai tanaman hias dan buahnya sebagai sarana upacara agama.
  • Biu gancan/lasan: Musa ??? '...'. Buah berwarna hijau muda kekuningan, sisirnya agak padat, buah berukuran kecil memanjang seperti jari tangan, agak melengkung keluar tandan, daging buah berasa hambar sampai agak masam, penting sebagai sarana upacara.
  • Biu gregah: Musa ??? '...'. Buah berwarna hijau muda ketika masih muda, tersusun dalam sisir agak jarang, buah berbentuk bersegi agak besar dan melengkung ke arah tanda, berasa hambar, digunakan sebagai bahan pisang goreng atau pisang rai.
  • Biu kapas: Musa ??? '...'. Mirip seperti pisang gregah tetapi sisirnya lebih lebar.
  • Biu kayu: Musa AAA 'Pisang Masak Hijau'. Buah berukuran sedang sampai besar, kulit tetap hijau atau kekuning-kuningan setelah matang, daging buah berwarna putih sampai krem, bertekstur halus dan berasa manis, setandan terdiri atas 8-12 sisir.
  • Biu kebyar/agung: Musa ??? '...'. Buah berukuran besar dan padat, tandannya agak jarang, kulitnya agak tebal, meskipun kulit tampak sudah seperti sudah memusuk daging buah masih tetap dalam keadaan baik.
  • Biu kopok: Musa ABB 'Pisang Kepok'. Buah berukuran sedang sampai besar, berbentuk lurus pendek dan bersegi empat, kulit tebal dan kasar, kulit berwarna kuning kecoklatan setelah matang, daging buah berwarna jingga krem, mengandung banyak pati, berasa sepat ketika belum matang dan manis setelah matang, setandan terdiri atas 10-16 sisir (satu sisir berisi 20 buah pisang) dengan berat per tandan 14-22 kg.
  • Biu ketip. Musa ??? 'Pisang Ketip Tulang'. Ciri-cirinya hampir sama dengan pisang ketip buluh hanya saja kulit buah tua mempunyai bercak-bercak putih (tidak mulus). Pisang ini paling baik untuk kolak jika dibandingkan dengan pisang-pisang lain karena daging buahnya terasa kaku, kenyal seperti tulang rawan.
  • Biu lilit: Musa ??? '...'. Buah muda berwarna hijau muda mengkilat, buah berukuran kecil, tersusun dalam sisir yang melingkari poros tandan seperti spiral sehingga disebut pisang lilit.
  • Biu lumut: Musa AAB 'Pisang Raja Sereh'. Buah berukurab kecil sampai sedang, kulit berwarna hijau lumut ketika masih mentah dan kuning setelah masak, daging buah berwarna putih, bertekstur halus, berasa agak masam, setandan terdiri atas 5-9 sisir.
  • Biu mandung
  • Biu mas: Musa AA 'Pisang Mas'. Buah berukuran kecil, berujung tumpul, berkulit tipis, sering pecah bila sudah tua, kulit buah berarna kuning setelah masak, daging buah bertekstur keras, berwarna jingga muda, berbau tajam, berasa sangat manis, setandan terdiri atas 5-9 sisir(satu sisir dapat mencapai 18 buah) dengan berat per tandan 8-12 kg.
  • Biu nangka: Musa ABB '...'. Buah berukuran agak panjang, sekitar 15 cm. Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun sudah matang (buah yang sangat masak berwarna hijau kekuningan). Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis agak asam dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 7-8 sisir dengan berat tandan 11-14 kg.
  • Biu raja: Musa AAB 'Pisang Raja'. Buah berukuran sedang sampai besar, berkulit tebal dan kasar, berwarna jingga setelah masak, daging buah berwarna jingga krem, bertekstur kasar, berasa manis, setandan terdiri atas 6-9 sisir (setiap sisir berisi 14-16 buah) dengan berat per tandan 12-16 kg.
  • Biu rempini
  • Biu saba: Musa ABB 'Saba'. Buah berukuran sedang sampai besar, berbentuk lurus pendek dan bersegi empat, berkulit tebal, kulit berwarna kuning setelah matang, dagung buah berwarna putih-krem, bertekstur halus, berasa tidak sepat ketika belum matang dan manis setelah matang, setandang terdiri atas 16 sisir.
  • Biu sabit: Musa ??? 'Pisang Ketip Buluh'. Buah berukuran kecil sampai sedang, berwarna hijau tua mengkilat, tersusun dalam sisir agak padat, berasa hambar, digunakan sebagai bahan pisang goreng atau kolak pisang.
  • Biu seed: Musa ??? '...'. Buah berbentuk gemuk pendek, berwarna hijau tua mengkilat, sisir tersusun rapat pada tandan yang berukuran besar, berasa hambar.
  • Biu siu: Musa AA 'Pisang Seribu'. Tinggi pohon dewasa 2-3 m. tandan buah sangat panjang bisa mencapai 1,5 - 2 menjuntai hampir menyentuh tanah.
  • Biu susu: Musa AAA 'Pisang Susu'. Ukuran buah kecil sampai sedang. Kulit buah tipis, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah putih kekuningan. Rasa buah manis, lunak dan berarom harum. Dalam satu tandan terdapat sekitar 8 sisir (satu sisir berisi 12-16 buah) dengan bertat per tandan 12-16 kg.
  • Biu taluh: Musa ??? 'Pisang Telur'. Buah berbentuk bulat telur agak lonjong, berwarna hijau tua mengkilat, tersusun rapat dalam sisir dan tandan yang besar, berasa hambar.
  • Biu tanduk: Musa AAB 'Pisang Tanduk'. Buah berukuran besar, kulit buah berwarna kuning setelah masak, daging buah berwarna jingga-krem, bertekstur keras, banyak mengandung pati, setandang terdiri atas sekitar 1-3 sisir (satu sisir terdiri dari 10-15 buah) dengan berat per tandan 7-10 kg.
  • Biu tembaga/udang: Musa ??? 'Pisang Tembaga'. Buah berwarna merah kecoklatan mendekati warna tembaga, berasa kurang manis, penting dalam upacara agama.
Lugrayasa (2004) memberi nama ilmiah Musa paradisiaca terhadap sebagian besar dari jenis-jenis pisang di atas, padahal sebenarnya bukan.
Di Indonesia terdapat banyak jenis pisang lokal yang penting secara setempat, tetapi kurang mendapat perhatian pengembangan. Beberapa jenis pisang lokal yang unik adalah sebagai berikut:

  • Musa borneensis Becc. Pisang yang dikenal dengan pisang hutan oleh masyarakat Indonesia ini tumbuh sepanjang sungai Mahakam dan di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Masyarakat Serawak mengenalnya dengan sebutan pisang unkaok atau pisang unkadan.
  • Musa celebica Warb. Dikenal oleh masyarakat Toraja dengan sebutan punti lampung. Jenis ini ditemukan di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah.
  • Musa lolodensis Cheesman. Ditemukan menyebar mulai dari Halmahera, Maluku sampai ke Papua bagian utara. Masyarakat setempat menyebutnya dengan pisang hias.
  • Musa salaccensis Zoll. Masyarakat Minangkabau mengenalnya dengan pisang monyet dan pisang karok, masyarakat Mandailing mengenalnya dengan sebutan pisang sitata, sedangkan masyarakat Sunda menyebutnya dengan cau kole. Jenis ini ditemukan di sepanjang lereng barat Pegunungan Bukit Barisan Sumatera, mulai dari Aceh sampai Tapanuli, Sumatera Barat dan Bengkulu.
  • Musa schizocarpa Simmonds. Ditemukan di dataran rendah terbuka di Papua dan di sepanjang sisi jalan antara Arso dan Genyem. Selain itu jenis ini ditemukan juga tumbuh di Niugini. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai pisang utan.
  • Musa troglodytarum L. Asli dari Maluku dan belum pernah dilaporkan dan ditemukan tumbuh liar di tempat lain. Dikenal dengan sebutan pisang tongkat langit atau pisang tunjuk langit. Masyarakat Seram ada yang menyebutnya dengan tema tenala langit.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer